RUANG & DESAIN
*↺↻*
Rahasia Rumah Sejuk Tanpa AC
Rahasia Rumah Sejuk Tanpa AC
Anda merasa suhu di rumah panas? Coba nyalakan AC. Jika masih panas juga, kemungkinan ada yang salah dengan ventilasi rumah Anda. Jika menghadapi masalah serupa berikut ini hal-hal yang bisa dilakukan.
Ventilasi memang memegang peranan penting di sebuah rumah. Ventilasi bertujuan agar sirkulasi keluar-masuk udara tetap lancar. Ada beberapa tempat yang sebaiknya diberi ventilasi. Mulai dari ruang di bawah atap, antara penutup atap, dan langit-langit.
Keberadaan ventilasi di ruang-ruang tersebut akan membuat udara panas yang terperangkap di bawah atap dapat mengalir ke luar. Selain itu, ventilasi akan mencegah udara panas merambat ke langit-langit yang bisa membuat ruang di bawah menjadi panas. Satu hal yang perlu diingat, lubang ventilasi juga perlu diberi kawat kasa. Hal ini bertujuan untuk mencegah burung atau kelelawar masuk dan bersarang.
Selain ventilasi, untuk mengurangi panas, Anda bisa menggunakan atap dan langit-langit yang tinggi (sekitar 3 atau 3,5 meter). Prinsipnya, semakin tinggi langit-langit artinya semakin besar volume ruang yang akan memperlambat pemanasan. Hal ini otomatis akan membantu menyejukkan ruang.
Untuk bagian atap, pilihlah material yang bisa memantulkan panas, seperti genteng keramik. Penggunaan atap bermaterial, seperti asbes, metal, ataupun seng sebaiknya dihindari. Anda juga bisa menambahkan material insulasi pemantul dan peredam panas.
Bagaimana dengan jendela? Bagian yang satu ini layak diperhatikan. Pada siang hari, terik sinar matahari akan membuat suhu ruangan menjadi panas. Oleh sebab itu, usahakan tak terlalu banyak sinar matahari yang masuk. Caranya, lengkapi jendela dengan window shade. Alat ini akan membantu mengurangi jumlah cahaya yang masuk sehingga dapat meminimalkan meningkatnya suhu ruangan.
Beberapa cara lain untuk mengurangi suhu panas dalam rumah adalah dengan menanam pohon besar di samping rumah. Hal ini bertujuan agar panas matahari tak langsung mengenai rumah. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan kolam mini di bagian depan rumah. Uap air dari kolam ini akan membantu mengurangi panas langsung dari matahari sehingga menyejukan ruang di dalam rumah.
Terakhir, gunakan semacam sunshading pada bagian rumah yang sering terkena cahaya matahari. Bagian ini biasa juga disebut kisi-kisi rumah. Bahannya ada yang terbuat dari material kayu atau besi. [*/INO]
*↺↻*Bayang-bayang Anyaman
Rumah tinggal yang ditempati keluarga Reindel Zulfikar
Ngabito (44) boleh dibilang merupakan rumah idaman banyak keluarga. Tampak unik
dan artistik serta memperhatikan aspek pendukung kesehatan, seperti sirkulasi
udara dan cahaya, rumah ini menjadi harapan datangnya kehangatan dan kebahagian di hati penghuninya.
Berlokasi di Cilandak, Jakarta Selatan, Reindel belum
setengah tahun menghuni rumah yang desainnya pernah dipamerkan di Maison &
Objet 2017, pameran internasional dan bergengsi produk-produk gaya hidup yang
digelar di Paris, Perancis. Semula, pemilik sebuah klinik gigi dan pengembang
perumahan ini tinggal di Terogong, tidak jauh dari rumah ini. Oleh karena
keluarganya akan kedatangan anggota baru, yakni anak keempat yang lahir
beberapa bulan lalu, Reindel merasa butuh rumah yang lebih luas. Ia kemudian
mengetahui tentang rumah ini dari seorang rekannya yang ternyata adalah teman
sang perancang rumah. Berdiri di atas tanah 299 meter persegi, bangunan ini
terdiri atas tiga lantai. Lantai paling bawah dijadikan area servis, yakni
dapur, kamar asisten rumah tangga, dan tempat cuci. Di sebelahnya adalah
garasi. Di lantai atasnya ditempatkan ruang-ruang utama, yakni ruang keluarga,
ruang makan dan pantry, serta kamar tidur. Di sinilah pusat kehidupan keluarga Reindel
berdenyut. Ruang keluarga yang berhias televisi berukuran besar menjadi tempat
favorit berkumpul, mulai dari mengobrol hingga menonton televisi. Kadang-kadang
tempat ini atau meja makan juga dijadikan tempat mengaji anak-anak Reindel
bersama guru yang datang di sore hari.
Tidak ada sekat fisik antar-ruang,
kecuali dengan kamar tidur. Itu pun bagian atas dinding tidak sepenuhnya
tertutup hingga ke langit-langit. Dengan begitu, sirkulasi udara antar-ruang
lebih lancar. Fungsi antar-ruang juga lebih cair dan bisa saling ”meminjam”
ruang. Lantai utama ini bisa dicapai dengan menaiki tangga yang dapat diakses
langsung dari luar rumah sehingga terkesan rumah ini lebih tinggi dari
sekitarnya. Di kanan-kiri tangga diberi pembatas ”dinding” anyaman plastik produksi
Byo Living. Dengan begitu, privasi tetap terjaga, namun tidak perlu membangun
dinding masif. Udara juga masih dapat masuk-keluar melalui celah-celah anyaman
plastik tersebut. Demikian pula berkas cahaya yang menembus dan menjatuhkan
bayangan anyaman yang indah di jam-jam tertentu. Selain pada bagian kanan dan
kiri tangga, dinding anyaman juga dipasang sebagai pembatas tangga di dalam
rumah yang menghubungkan dengan lantai tiga tempat kamar anak-anak Reindel
berada. Panel anyaman juga dipasang pada bagian luar rumah sebelah kiri hingga
menaungi rumah. Kehadirannya menyumbang penampilan fasad rumah yang unik. ”Pada
awalnya, panel ini semacam penghalang untuk memberi privasi karena
dinding-dinding rumah adalah kaca. Begitu juga rumah di sebelahnya. Namun, ternyata
panel ini juga bisa berfungsi sebagai second skin agar sinar matahari tidak
langsung mengenai dinding yang bisa meningkatkan suhu ruangan,” kata
Novriansyah Yakub, arsitek rumah ini, yang akrab disapa Riri.
Redefinisi
Rumah ini sebenarnya merupakan satu dari empat rumah serupa
yang dibangun oleh pengembang. Penampilan rancangannya yang seperti tumpukan
mainan potongan-potongan balok membuat kompleks rumah-rumah ini dinamakan
Stackhouse. ”Rumah ini sebenarnya bisa dibilang redefinisi rumah tropis yang
direspons dengan cara lebih kontemporer sesuai kondisi sekitarnya,” kata Riri.
Reindel kemudian ingin memanfaatkan lahan yang tersisa di halaman depan menjadi
bangunan. Agar praktis dan tidak perlu membuat konstruksi baru, Riri
menyarankan untuk memanfaatkan kontainer. Ini juga sesuai dengan konsep
stackhouse. Reindel menggunakan dua kontainer yang masing-masing berukuran 20
kaki atau 2,5 meter x 6 meter. Satu kontainer diletakkan di halaman depan dan
digunakan sebagai ruang tamu.
Deretan sofa dan kursi tinggi menghadap meja bar
terlihat di salah satu sudut melalui dinding-dinding kaca kontainer yang
transparan. ”Kalau ada tamu bisa mengobrol di situ saja sehingga privasi kami
di lantai utama bisa lebih terjaga. Kecuali untuk teman dekat dan keluarga bisa
langsung naik ke atas,” kata Reindel. Satu kontainer lain diletakkan di ”depan”
lantai utama yang berada di atas sebagian tangga ke lantai utama. Kontainer di
sini dimanfaatkan sebagai ruang kerja dan mushala. Setiap kontainer sudah
diolah sedemikian rupa agar nyaman, antara lain diberi jendela, ventilasi
silang, dan pendingin ruangan. ”Saya ingin ada nilai tambah untuk diferensiasi
karakter bangunan, yakni bagaimana menciptakan bangunan yang tidak normatif
secara bentuk dan hierarki ruangan. Misalnya, kalau mau ketemu pemilik rumah
harus naik tangga ke atas dulu,” kata Riri. Selesai menaiki tangga dan Suasana
rumah Reindel Zulfikar Ngabito di kawasan Cilandak, Jakarta, Selasa (3/10).
Kontainer yang dibuat menjadi ruang tamu. Lorong yang dimanfaatkan sebagai
galeri. Ruang keluarga. Kolam renang menyatu dengan ruang keluarga yang
dibatasi dengan kaca. memasuki lantai utama, di bagian kiri luar terlihat kolam
renang. Jadi, kolam renang ini terletak di lantai satu. Dengan dinding-dinding
kaca, keberadaan kolam dengan airnya yang biru bisa dinikmati dari dalam rumah.
Demikian pula dengan hijau tanaman di bagian depan dan samping yang menjadi
pemandangan menyejukkan dari dalam rumah. Kondisi ini menimbulkan kesan tidak
ada sekat antara bagian luar dan dalam. Bagian dalam rumah juga berlimpah
cahaya alami di siang hari. ”Ada feeling inside outside. Dari dalam rumah, kita
masih bisa menangkap suasana di luar ruangan. Begitu juga ketika masih di luar,
sudah bisa merasakan aura di dalam rumah,” ujar Riri. Istri Reindel, Alia
Karina Zulkarnain (41), menginginkan nuansa klasik ala
Amerika untuk penataan
interior rumah. Jadilah dinding-dinding dengan bata ekspos berwarna putih di
bagian dalam rumah yang diperkuat lantai marmer berwarna putih dengan gurat
abu-abu. Di bagian pantry, dindingnya ditutup dengan tegel yang penampilannya
menyerupai bata ekspos, juga berwarna putih namun mengilat. Selain
mengeksplorasi material anyaman dari plastik, Riri juga menggunakan materi kayu
dan beton. Digunakan pula corten steel pada beberapa bagian panel dinding luar
rumah. Baja corten sengaja tidak diberi cat (unfinished) untuk menciptakan
kesan berkarat. Dengan demikian, semacam terjadi dialog antarmaterial. Selain
memberi variasi, hal itu juga untuk menghindari kekakuan. Contoh kecil, pegangan
pintu dari logam g diberi aksen anyaman yang memberi kesan unik dan tidak kaku.
Rumah ini juga dilengkapi dengan resapan limbah rumah tangga sebelum hasil
olahannya dibuang ke saluran umum. ”Rumah ini memenuhi syarat ideal rumah bagi
keluarga kami,” kata Reindel.[Sumber:Kompas, Minggu 22 October 2017 |OLEH: SRI
REJEKI]
***
Nyala Damai Omah Petroek
Ruang sosial kita sedang gaduh mempertajam perbedaan pribumi
dan nonpribumi, sebuah kegaduhan yang tidak produktif. Sementara itu, Omah
Petroek berdiri ajek sebagai sekolah sekaligus tempat pulang bagi siapa saja
yang ingin belajar hidup berdampingan. Berprinsip pada harmoni dengan alam,
Omah Petroek menjadi nyala lilin bagi siapa saja yang ingin menemukan cara
hidup bedampingan secara damai.
Daun-daun bambu bergesekan mengirim suara riuh seiring
embusan angin. Batang-batangnya bergoyang ritmis mengikuti suara riuh tadi.
Satu-satu daun bambu kering jatuh dalam gerakan lamban seperti terbang. Ratusan
bambu dan beragam pohon meneduhi Omeh Petroek di Karang Klethak, Wonorejo,
Hargobinangun, Selman DI Yogyakarta, sekitar 10 kilometer dari puncak Gunung
Merapi.[Sumber:Kompas Minggu 22 October 2017|OLEH: MOHAMMAD HILMI FAIQ]
***
Mengadopsi Desain ala Jepang di Rumah Anda
Fungsionalitas dan kesederhanaan menjadi pokok dalam desain ala Jepang, terutama rumah. Kita bisa menjadikannya inspirasi untuk rumah sendiri. Mengadopsinya tanpa kehilangan gaya personal. Bagaimana caranya?
Kita bisa mulai dari pencahayaan. Ruang-ruang di Jepang mengoptimalkan pencahayaan yang baik dan perabot berwarna cerah. Dekorasi yang minimalis, kayu-kayu berwarna muda, dan permukaan-permukaan putih populer di Jepang. Kombinasikan kayu berwarna asli abu-abu atau cerah dengan cat putih dan bersihkan meja dari barang-barang yang menumpuk. Anda akan mendapatkan ruang yang terang dan rapi.
Rayakan ruang kosong. Jika Anda benar-benar ingin menciptakan atmosfer Jepang, hal ini menjadi salah satu kunci. Ruang yang terbuka memberi kita tempat untuk bernapas dan membebaskan pikiran. Kelengangan ruang juga menjadi cara desain tradisional Jepang menyeimbangkan rumah, juga simbol untuk keseimbangan hidup.
Tambahkan kriya sebagai perabot atau dekorasi di rumah Anda. Alasan lain kekosongan dilihat dengan positif adalah karena dalam ruang yang tak sesak kita justru jadi bisa mengapresiasi detail. Budaya Jepang juga dipengaruhi shokunin katagi atau semangat ketukangan, dengan fokus pada detail dan estetika. Carilah kriya lokal berkualitas bagus yang sesuai dengan selera Anda, dan bawa pulang ke rumah.
Prinsip lain desain rumah Jepang adalah menciptakan sirkulasi yang baik antara ruang dalam dan ruang luar, sekaligus untuk mengapresiasi keduanya. Pintu geser sangat umum di Jepang, sebagai salah satu cara menghadirkan transisi yang mulus antar-ruang. Pada pintu-pintunya, orang Jepang juga suka menggunakan panel shoji, bingkai kayu yang dirangkai dengan material tembus cahaya, seperti kain atau plastik. Selain membuat ruangan tampak tidak kaku, ini juga menjadikan cahaya lebih gampang menembus ruang-ruang.
Jepang juga sangat menghargai ruang personal. Buatlah ruang personal Anda sendiri, misalnya dengan memanfaatkan sudut rumah yang memiliki jendela. Ini bisa menjadi ruang tenang untuk bekerja atau membaca. Tingkatkan kenyamanan dengan menaruh meja sudut, karpet kecil, kursi dengan bantalnya, bahkan selimut.
Hias ruangan dengan tanaman. Cara ini bisa mendekatkan keseharian dengan alam. Orang Jepang juga kerap menanam bambu di rumahnya. Anda bahkan bisa menghadirkannya di dalam rumah dengan menempatkan bambu dalam pot-pot besar sebagai pemisah ruangan atau elemen dekoratif. Rumah-rumah Jepang telah membuktikan, yang minimalis bisa jadi tak kalah memikat. [Sumber:Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 20 September 2017 */NOV]
↺⇑↻
Comments