Lelehan Kejunya Itu, Loh...

PARA pencinta masakan olahan daging panggang atau bakar, terutama jenis daging merah, pasti sangat senang setiap kali berkunjung ke restoran berkonsep keluarga satu ini. Di sini, Anda bisa menyantap daging dengan lelehan keju yang menantang.

#Restoran Willie Brothers di kawasan Jalan Pesanggrahan
Bagaimana tidak, bahkan sejak awal masuk dan duduk di Willie Brothers-Steak dan Cheese yang bersuasana rumahan nan cozy ini, mata kita sudah langsung ”berbinar-binar” saat membuka-buka buku menu. Ada beragam foto cantik penggugah nafsu makan dari menu-menu pilihan terpajang di dalamnya. Tak sekadar daging bakar, oleh sang pemilik restoran, Alfeus Liman, aneka daging bakar, panggang, dan beragam olahannya itu masih diperkaya lagi dengan lelehan lima pilihan keju spesial. Keju-keju yang dipanaskan lalu disiram di atas daging sesaat ketika disajikan di depan pelanggan di atas piring batu panas (hot stone). 
Seolah tak pernah cukup, dalam buku menu tadi para pelanggan juga masih diinformasikan dan dirayu untuk menetapkan sajian pendamping, kebanyakan berkategori karboberkuliner hidrat, untuk menemani suapan demi suapan dari potongan-potongan daging bakar atau panggang tadi, hingga memenuhi perut-perut yang lapar. 
Menurut Alfeus, konsep restorannya kali ini memang sudah tidak lagi sekadar menyajikan hidangan steik atau olahan daging bakar dan panggang (steak house) biasa. Untuk memperkaya pengalaman serta kenikmatan para pelanggannya, dia coba mencari format dan konsep penyajian baru yang memang jauh lebih berani. 

#Aneka keju yang digunakan untuk melumuri steak
Setelah melakukan sejumlah riset, Alfeus lalu memutuskan dan menetapkan hati untuk membawa bisnis restorannya, yang berada di Jalan Pesanggrahan, Jakarta Barat, itu ke tingkatan yang lebih tinggi. Pengayaan dengan menambahkan elemen keju yang dilelehkan serta penyajian dengan menggunakan piring jenis batu panas (hot stone) yang diyakini jauh lebih bisa menjaga tingkat kepanasan daging yang disajikan jauh lebih lama ketimbang menggunakan piring pelat besi panas (hot plate) biasa. 
”Ada sekitar 30 jenis keju yang lima di antaranya kami putuskan cocok untuk dilelehkan dan disandingkan dengan hidangan-hidangan utama kami. Jadi, selain menyajikan daging berkualitas impor, kami juga memperkayanya lagi dengan keju-keju dari sejumlah negara yang juga sudah terkenal kualitasnya,” tambah Alfeus di restorannya. Kelima varian keju itu adalah raclette asal Swiss, mozzarella asli Italia, gouda dari Belanda, pepper jack asal Amerika Serikat, dan red cheddar asal Inggris Raya. Keju pilihan pelanggan akan langsung dipanaskan dan dilelehkan untuk langsung disiramkan ke atas daging panggang atau bakar yang dipesan sesaat hidangan disajikan di atas meja. Proses melelehkan dan menuang keju ke atas daging bakarnya pun menciptakan sensasi tersendiri, yang tentu saja sangat menggugah nafsu makan. 
”Kelima jenis keju tadi kami pilih lantaran perpaduannya kami rasa memang justru bisa menambah cita rasa lezat yang unik dari daging yang kami sajikan. Tidak semua keju bisa disandingkan, terutama karena tak semua keju memang bisa dilelehkan.
Setiap keju yang kami pilih juga punya aroma yang khas dan berbeda satu sama lain. Variasi rasa dan aroma itu bisa jadi tawaran pengalaman menarik buat pelanggan kami,” ujar Alfeus. Setiap keju pilihannya, tambah Alfeus, punya karakteristik sendiri. Keju racclette punya rasa dan aroma paling intens. Tak semua orang suka dengan perpaduan rasa pahit dan gurihnya. Jenis keju gouda terbilang mirip walau tak seintens raclette dalam hal aroma dan rasa. Sementara jenis keju mozzarella, yang identik dengan makanan Italia macam piza atau pasta, kekhasan rasa dan aroma lebih sederhana, asin dan gurih, serta bertekstur lentur dalam artian tak terlalu mencair saat dipanaskan. 
”Untuk keju pepper jack, walau rasanya memang simpel, asin dan gurih, punya kelebihan aroma agak pedas menyegarkan. Sementara untuk jenis red cheddar diketahui memang sudah umum dipakai di burger. Selain lima keju yang bisa dilelehkan ini, kami juga gunakan jenis keju lain, blue cheese, yang karena memang tak bisa dilelehkan, maka kami jadikan bahan untuk membuat salad, pasta, dan burger,” tambah Alfeus. 

Omongan Alfeus memang bukan basa-basi promosi seorang pemilik restoran. Selain tampak cantik di mata dan bisa menggugah selera, saat dicicipi pun pilihan-pilihan steik dan barbeku yang ditawarkan memang cukup menghantarkan kepuasan tersendiri terutama bagi para ”karnivora” pencinta olahan hidangan serba daging. Selain bisa menjadi semacam surga bagi para ”karnivora”, keberagaman menu olahan daging bakar dan panggang dengan beragam keju di restoran ini juga bisa menjadi lokasi pas buat mereka yang tengah merayakan hari curang setelah sekian lama berdiet ketat. Sambil berseloroh dan tertawa, Alfeus menganggukkan kepalanya saat dikonfirmasi kemungkinan seperti itu. Selain daging beragam jenis, dengan beragam pilihan cara olahan dan beragam variasi keju lelehan, restoran yang terbilang cukup nyaman dan luas, bahkan untuk menggelar acara privat macam pesta ulang tahun, pesta pernikahan atau pertunangan skala kecil yang intim, atau kumpul-kumpul santai keluarga besar itu juga menawarkan beragam pilihan menu pendamping yang tak kalah menggoda iman. 
Beberapa jenis menu pendamping yang mayoritas karbohidrat, antara lain bubur kentang berkrim (creamy mashed potato), jagung manis bakar Alabama, nasi beraroma bawang putih, dan kentang goreng. Buat mereka yang masih ingin merasa ”tak terlalu berdosa” juga dapat memilih side dish alternatif macam bayam berkrim (cream spinach) atau tumis jamur bawang putih (sauteed garlic mushroom). 

Kembali ke menu utama, steik daging, masing-masing pilihan memang ternyata memiliki rasa yang khas, terutama ketika disandingkan dengan jenis-jenis keju yang berbeda. Sebut saja menu T-bone and Red Cheddar Cheese, di mana daging berlemaknya terasa sangat gurih setelah sebelumnya dipanggang dan dipanaskan di atas api bersuhu 125-150 derajat celsius. Aroma daging panggang yang kuat berpadu dengan aroma keju yang biasa dipakai untuk teman burger.
Lebih lanjut bagi mereka yang belum kapok dan masih ingin menaikkan lagi tingkat kenikmatan yang dirasakan pastinya tak perlu khawatir lantaran masih ada banyak pilihan. Selain berformat steik, pelanggan juga bisa memilih sajian barbeku seperti Texas Ribs BBQ. Daging iga dengan potongan cukup besar itu tak hanya gurih dan beraroma khas, tetapi juga terasa agak manis dan berwarna coklat mengilat seolah berlapis karamel. 

Sementara itu, untuk pilihan burger, Willie Brothers-The Original Steak & Cheese juga memberikan banyak pilihan serba menggoda selera. Sekitar 10 jenis burger lengkap pula dengan pilihan-pilihan keju seperti Pulled Beef Gouda Burger, Flamin’ Jack Gyu Tongue Burger, atau Danish Blue Cheese Burger. Salah satu menu burger istimewa bahkan terbuat dari campuran beberapa jenis daging. ”Kalau ingin mencoba cita rasa berbeda, sih, saya rekomendasikan burger dengan blue cheese. Atau boleh juga coba Wild Wild West Cowboy Burger, yang dalam satu porsi terdiri dari empat macam daging seperti burger, filet ayam goreng, beef bacon, dan juga daging sapi (beef). Di atasnya dikasih lagi onion goreng. Burger ini memang jenis paling besar. Pokoknya sinful banget deh makannya,” ujar Alfeus sambil tertawa. 
Dengan beragam tawaran lezat seperti itu, jadi mau tunggu apa lagi? Mari segera saja kita datang ke sana untuk sama-sama ”berbuat dosa”, dengan berpesta pora bersama para ”karnivora” di restoran dengan aneka ragam menu serba daging ini.[Sumber : Kompas Minggu, 5 Nov 2017 | OLEH: WISNU DEWABRATA]

Comments

Popular Posts