Menyesap Kesejukan di Antara Pepohonan

Taman Potret di Jalan Sudirman, bersebelahan dengan Tangerang City Mall, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang (bawah).

Taman Gajah Tunggal di Jalan Pahlawan Seribu, tepian Sungai Cisadane, Cikokol, Tangerang

Tidak perlu jauh-jauh ke luar kota untuk melepas kepenatan, mencari keteduhan, kesegaran alami, dan memanfaatkan waktu bersama keluarga. Sejumlah taman di tengah Kota Tangerang menawarkan semuanya itu. Salah satunya adalah Taman Potret di Jalan Sudirman-Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Banten. Taman ini dibangun atas inisiatif pewarta foto. Semula, taman akan diberi nama Taman Selfie. Namun, saat diresmikan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, tahun 2015, taman seluas 9.600 meter persegi itu dinamai Taman Potret. Sesuai namanya, pengunjung bisa berpose di setiap bagian taman. Salah satunya di tulisan besar ”I Love TNG”. Ada pula beberapa patung orang sedang mengayuh sepeda dan sebuah patung bertuliskan ”Love”. Pilihan lain untuk berfoto adalah kapal dan patung gadis Cisadane atau Lenggang Nyai. Nikmati juga suasana seolaholah sedang berada di kanal Venice, Italia. Pengunjung bisa berpose dengan berdiri di atas jembatan yang membelah kanal, lengkap dengan bangunan indah di samping kanal itu. Kanal di sini agak sempit lantaran merupakan saluran irigasi dengan air yang berwarna hijau. Bangunan dari kayu di samping kanal adalah kios makanan dalam kawasan Pasar Jajan Taman Potret. Seusai mengoleksi foto, pengunjung bisa bersantai sembari duduk di pinggir kanal. Semangkok soto, siomai, nasi ayam, atau segelas kopi di Pasar Jajanan Taman Potret bisa menjadi teman bersantai. Total, ada 15 kios di sini. Sluurrppp .... Di salah satu sudut taman ini terdapat tulisan ”Aku Senang Rumahku Bersih dan Indah”. Ini setidaknya membantu menyadarkan pengunjung akan pentingnya kebersihan di Taman Potret. Taman ini juga dilengkapi fasilitas Wi-Fi gratis. Achmad Nur (31) bersama istri dan anaknya yang berusia lima tahun memanfaatkan waktu luang dengan berkunjung ke taman potret. ”Anak saya enggak mau difoto, maunya naik dan duduk di atas badak bercula, atau berlarian karena tamannya luas,” katanya.

Pesona bambu

Bergeser dari Taman Potret, tepatnya di seberang jalan dari taman ini, masih ada taman lagi. Namanya Taman Bambu. Letaknya di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Babakan. Sesuai dengan namanya, taman ini dipenuhi berbagai jenis pohon bambu hijau-kuning yang rindang. Sejumlah ornamen buatan seniman asal Kota Tangerang menghiasi taman dengan luas 2.273 meter persegi ini. Taman yang mengadopsi konsep eduwisata atau wisata edukasi ini dibangun Pemerintah Kota Tangerang bekerja sama dengan Komunitas Bambu Nusantara. Di tempat ini, warga bisa berekreasi bersama keluarga di tengah tanaman bambu serta sejumlah bangunan dan aksesori serba bambu. Nilai edukasi ditambahkan di sini lantaran pengunjung juga dapat mengetahui jenis dan nilai ekonomis dari bambu tersebut. Di tempat ini terdapat rumah oksigen yang terbuat dari bambu. Rumah oksigen juga bisa digunakan untuk aula atau galeri. Pengunjung pun bisa bersantai di rakit, rumah joglo, ataupun berolahraga di jalur jalan kaki. Ada juga jembatan dengan menggunakan dasar bambu yang dirangkai sedemikian rupa. Lampion dari anyaman bambu menambah indahnya taman ini, sore hingga malam hari. Kalau sudah berada di taman ini, sayang jika tidak mengabadikan momen berlatar belakang bambu. ”Tempat ini memang cukup instagramable karena banyak spot foto menarik untuk diunggah. Sensasinya baru dan jarang ada seperti ini,” kata Niken (20), mahasiswi perguruan tinggi swasta di Kota Tangerang Selatan, Selasa (7/11).

Taman ban bekas

Selesai dari Taman Bambu, pengunjung bisa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar dua menit menuju tepian Sungai Cisadane. Di situ, Anda akan menemukan Taman Gajah Tunggal yang bersebelahan dengan Kawasan Pendidikan dan Terminal Cikokol, Kelurahan Babakan. Satu patung gajah berukuran besar, berwarna hitam, menyambut kedatangan pengunjung. Jika diamati dari dekat, susunan potongan ban membentuk gajah ini. Di tempat seluas 6.200 meter persegi ini, anak-anak bisa sepuasnya menikmati permainan, mulai dari ayunan hingga jungkat-jungkit. Beberapa alat permainan menggunakan ban bekas, seperti tempat duduk, ayunan, dan ban truk berukuran besar sebagai penyeimbang di tengah jungkat-jungkit. ”Tamannya lucu karena hampir semuanya pakai ban bekas. Sayangnya, taman ini belum rindang seperti Taman Potret dan Taman Bambu,” kata Saskia Cendanawangi (17), siswa SMK di kawasan Cikokol, Senin sore. Ia bersama dua teman kelasnya sengaja mengaso di taman ini sebelum pulang ke rumah. Wali Kota Arief mengatakan, pembangunan taman ini merupakan kontribusi dari PT Gajah Tunggal untuk meningkatkan ruang hijau serta sarana rekreasi di Kota Tangerang. ”Ini contoh kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta dalam membangun Kota Tangerang,” kata Arief beberapa waktu lalu. Pengunjung juga dapat menikmati keindahan Sungai Cisadane sembari mencicipi makanan dan menikmati secangkir teh, kopi, kopi susu, dan kudapan lainnya di sebuah kantin kecil dalam area taman ini.

Jembatan merah

Pilihan lain untuk duduk santai dengan menikmati suasana tepian Sungai Cisadane ada di Taman Flying Deck di Jalan Kali Pasir. Selain duduk dan berfoto di pelataran taman, pengunjung juga dapat menapakkan kaki di jembatan merah, jembatan kayu yang bercat merah sepanjang 142 meter yang menjulur di pinggir Cisadane. Pagar besi bercat merah menjadi pembatas di jembatan ini. ”Bagus banget tempatnya. Enggak kebayang kalau di Tangerang ada pemandangan seperti ini. Kayak di luar negeri,” ujar Panca (48), warga Kali Pasir, Kota Tangerang, Selasa. Jembatan merah dan Flying Deck yang berada di lahan seluas 1.152 meter persegi ini dibangun Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disporparekraf) Kota Tangerang untuk peningkatan sarana pariwisata di kota ini. Jika ingin ke tempat ini, sebaiknya sore hari. Saat itu, keelokan sungai berpadu dengan pemandangan segerombolan burung walet yang terbang rendah di atas sungai. Sesekali, puluhan burung terbang lebih tinggi sembari menari-nari di udara. Jika cuaca sedang cerah, burung walet yang berwarna hitam akan terlihat kontras dengan langit biru yang berhiaskan awan putih dan abu-abu. Pengunjung bisa menikmati keindahan alam di pinggir Sungai Cisadane sembari menikmati secangkir cokelat hangat, kopi, atau teh. Aneka makanan lain juga tersedia di sepanjang sempadan Sungai Cisadane, terutama pada sore hari. Kuliner di kawasan ini mulai ramai di atas pukul 14.00 meskipun ada juga kafe dan restoran yang buka sejak pukul 10.00. Biasanya, pedagang menjajakan aneka penganan hingga tengah malam. Setelah puas berjalan menikmati taman demi taman di pusat Kota Tangerang, ayunkan langkah ke Jalan Kisamaun untuk menikmati makan malam di kawasan kuliner Pasar Lama yang hanya berjarak sekitar 700 meter dari Flying Deck.

Angkutan umum

Tak sulit mendatangi taman-taman ini. Pengunjung bisa menggunakan KRL menuju Stasiun Tangerang atau Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan. Jika memilih turun di Stasiun Tangerang, kita tinggal melanjutkan perjalanan dengan angkutan kota (angkot) nomor 3A rute Pasar Anyar-Serpong. Angkot yang berwarna biru telur asin ini akan membawa kita ke Taman Potret yang terletak di samping Hotel Amaris, Tangerang City Mal. Selanjutnya, bisa berjalan kaki menjelajah dari Taman Potret hingga ke Flying Deck dan Pasar Lama, hingga kembali lagi ke Stasiun Tangerang. Jika kita menggunakan KRL hingga Stasiun Rawa Buntu atau Serpong, perjalanan bisa dilanjutkan dengan angkot ke Cikokol. Angkot ini akan membawa kita sampai ke Taman Potret hingga Pasar Lama. Bagi pengguna mobil, taman-taman ini bisa dicapai lewat Tol Jakarta-Tangerang dan keluar di pintu Kebon Nanas. Dari situ, kita menuju ke Cikokol. Hanya, area parkir di sekitar taman ini terbatas. Yuk berjalan kaki di taman yang asri di akhir pekan ini...Jangan lupa bawa kamera ya ....[Sumber:Kompas,Sabtu 11 November 2017|OLEH: PINGKAN ELITA DUNDU]


Comments

Popular Posts