PADANG SAVANA ATAMBUA

Langit cerah dan udara terasa sejuk. Dari kejauhan di hamparan lembah hijau kaki Gunung Lakaan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (28/10), itu tampak kumpulan titik. Itulah padang savana Fulan Fehan ketika menjadi panggung alam bagi 6.000 penari Likurai. Likurai identik dengan tarian kemenangan. Konon, Likurai adalah tarian ibu- ibu menyambut para suami yang menang dalam peperangan. Ketika itu ada tradisi perang dengan memenggal dan membawa pulang kepala musuh.
Kepala musuh menjadi tetabuhan para ibu dalam merayakan kemengnan. Kini, Tihar atau kendang kecillah yang menjadi alat tetabuhan tari Likurani.
Koreografer Eko Supriyanto dari ISI Surakarta, Jawa Tengah, menggagas pementasan tari Likurai secara massal. Bupati Belu wilybrodus Lay sepenuhnya mendukung gagasan otentik dan brilian itu. “Pada mulanya, saya mengajukan 2000 penari Likurai. Namun, Bu[ato ,e,omta 6.000 penari,” ujar Eko.
Willybrodus Lay membenarkan hal itu. “Padang Fula Fehan itu terlampau luas untuk 2.000 penri Likurai. Saya mengusulkan menjadi 6.000 penari,” kata Willybrodus.
Jadilah, pementasan 6000 penari Likurai dalam Festival Fulan Fehan yang pertama. Willybrodus memiliki harapan festival itu berlangsung setiap tahun dengan tujuan meningkatkan potensi pariwisata di Kabupaten Belu.
Diplomasi budaya
Ada pengalaman tersendiri tentang tari Likurai. Willybrodus melihat tarian Likurai sudah banyak ditampilkan di Australia oleh delegasi Timor Leste.
Melalui Festival Fulan Fehan ingin ditunjukkan kepada dunia tentang Likurai yang juga menjadi milik Indonesia, terutama dari wilayah Kabupaten Belu dan sekitarnya.
“Pementasan tari Likurai di wilayah Kabupaten Belu menjadi bagian dari diplomasi budaya”, ujar Willybrodus.
Para penari Likurai dikumpulan dari sekolah-sekolah yang tersebar di wilayah Kecamtan Lamaknen (600 orang), Kecamatan Raihat (266 orang), Kecamatan Lasiolat (268 orang), Kecamatan Tasifeto Timur (377 orang), Kecamatan Kakuluk Mesak (186 orang), Kecamatan Atambua (1.368 orang), Kecamatan Tasifeto Barat (632 orang), dan Kecamatan Raimanuk (436 orang).
Dari wilayah Kabupaten tetangga, Kabupaten Malaka, juga disertakan sekitar 1.000 orang. Untuk melengkapi isisan pementasan, disertakan pula puluhan penari dari negara tetangga, Timor Leste. Selain itu, puluhan penunggan kuda dari Kapubaten Timor Tengah utara juga turut beraksi.
Tarian massal 6.000 penri Likurai menjadi puncak Festival Fulan Fehan. Puncak festival itu jatu hapda peringatan hari Sumpah Pmeuda. Menteri Dalam Negeri hadir sebagai inspektur upacara untuk peringatan Hari sumpah pemuda di padang savanna Fulan Fehan.
Dalam pidatonya, mendagri menegaskan pentingnya menjaga kebhinekaan atau keragaman melalui kegiatan-kegiatan budaya. Setelah memimpin upacara tersebut, mendagri turut menyaksikan tarian Likurai massal hingga selesai. Mendagri memuji penyelenggaraan  kegiatan tersebut.
Tari-tarian
Setelah upacara pengibaran bendera untuk peringatan Sumpah Pemuda selesai, tarian-tarian mengawali pementasan, tari Likurai masssal pun digelar, di antaranya para penari dari Timor leste. Mereka menampilkan tarian Likura juga dengan mengenakan hiasan kepala berupa bulu-bulu burung.


.o0o.

Comments

Popular Posts