Jakabaring dari Rawa Jadi "Sport City"
SEBEUM 2004, Jakabaring hanyalah sebuah kawasan sepi, rawan kriminal, angker, dan tidak ada akses jalan raya dari Kota Palembang. Untuk memasuki area ini, warga harus menaiki sampan.
Saat menjadi tuan rumah Pekan Olahraga (PON) XVI tahun 2004, Jakabaring pun disulap menjadi pusat perhelatan olahraga. Itu berlanjut pada SEA Games 2011. Agustus 2018, Jakabaring juga akan menjadi pusat perhatian dunia karena telah ditunjuk sebagai tempat perhelatan pesta olahraga terbesar Asia itu bersama Jakarta. Sekitar 3.200 atlet dan ofisial dari 40 negara akan berkumpul dan bertanding di Jakabaring.. Saat ini, di areal pintu masuk Kompleks Olahraga Jakabaring Palembang (Jakabaring Sport City/JSC), pengunjung langsung disuguhi aroma Asian Games 2018. Umbul-umbul, spanduk, dan reklame Asian Games terpampang di jalan masuk JSC. Jam elektronik dan pernak-pernik gambar cabang olahraga yang akan dilombakan terpampang sehingga menggoda minat pengunjung untuk mengabadikan gambar.
Ramah lingkungan
Pengunjung juga dapat melihat kemegahan Stadion Gelora Sriwijaya yang menjadi kandang tim sepak bola kebanggaan warga Sumatera Selatan, Sriwijaya FC. Mengarungi kompleks ini, pengunjung dimanjakan dengan nuansa asri dari barisan pohon rindang beralaskan rumput di pinggir jalan menuju 20 arena yang ada dalam JSC. Iqbal Saputra (30), asal Brebes, Jawa Tengah, terpana menyaksikan sejumlah atlet ski air menunjukkan kebolehan di danau buatan di JSC, Minggu (19/11). Iqbal datang bersama istri dan kedua anaknya beserta sejumlah anggota keluarga lainnya untuk menikmati akhir pekan bersama.
Iqbal bersama keluarga secara khusus datang ke Palembang untuk berlibur. ”Kami memang niatkan ke Palembang karena penasaran ingin melihat Jakabaring yang menjadi tuan rumah Asian Games 2018,” ujarnya. Pada Asian Games 2018, ada 12 cabang olahraga yang akan dipertandingkan di kompleks olahraga seluas 325 hektar itu.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memang terus berbenah untuk menjadikan JSC sebagai kompleks olahraga terbaik di Indonesia. Bahkan, konsep Kompleks Olahraga Hijau (Green Sport City) menjadi pedoman pembangunan JSC. Hal ini terlihat dari ribuan pohon berbagai jenis ditanam di dalam JSC, seperti akasia dan trembesi.
Keindahan tersebut dimanfaatkan sejumlah komunitas untuk melakukan kegiatan olahraga, seperti berlari dan bersepeda. Bahkan, ada calon pengantin menjadikan kawasan JSC sebagai latar belakang foto pranikahnya.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Sumatera Selatan Basyarudin Akhmad menuturkan, konsep Green Sport City menjadi pedoman pembangunan karena pemerintah ingin menjadikan JSC sebagai kompleks olahraga hijau pertama di Indonesia. Beberapa sarana sudah menerapkan konsep itu. Salah satunya instalasi pengolahan air minum. Di tempat pengolahan ini, 300 meter kubik air baku diolah setiap hari.
Kemudian, air dialirkan ke 50 keran yang tersebar di sejumlah arena dan tempat publik di kawasan Jakabaring. ”Air yang telah diolah dapat segera langsung diminum tanpa harus dimasak,” ujar Basyarudin. Keran ini dapat mengalirkan air dengan kapasitas 5 liter per detik.
Kelebihan lain, energi listrik dalam kawasan itu menggunakan panel surya berkapasitas 30 kilovolt ampere sehingga lebih ramah lingkungan. ”Teknologi ini adalah yang pertama diterapkan di sejumlah kompleks olahraga di Indonesia,” ujarnya. Pengunjung kawasan JSC dilarang merokok. ”Kami ingin menjadikan kawasan ini sebagai kawasan ramah lingkungan,” tambahnya.
Selain itu, ujar Basyarudin, pemerintah juga sedang membangun 30 kamar kecil (toilet) umum di sejumlah arena dan titik kumpul pengunjung. Pengolahan sampah pun menggunakan tiga mobil compactor sampah.
Dengan alat ini, bau sampah tidak akan menyebar dan tidak tercecer hingga di tempat pembuangan akhir. Bahkan, saat Asian Games 2018, kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil tidak diperbolehkan masuk ke kawasan ini. Sekretaris Dinas Perhubungan Sumatera Selatan Uzirman menuturkan, untuk mendukung konsep tersebut, pihaknya berencana menyiapkan 50 bus berkapasitas 40 penumpang untuk mengangkut penonton dari kantong parkir yang disediakan. Pengunjung juga dapat menumpangi kereta ringan (LRT) untuk tiba di JSC.
Perbaikan arena
Di kompleks ini juga dilakukan renovasi sejumlah arena yang akan digunakan sebagai tempat pertandingan. Beberapa arena yang direnovasi adalah lapangan tenis, voli pantai, lapangan tembak, dan perluasan danau buatan, serta sejumlah arena lain. Bahkan, ada dua arena yang dibuat baru, yakni lapangan boling dan skateboard.
Lapangan tenis akan ditambah dari semula delapan lapangan menjadi 16 lapangan. Adapun lapangan tembak juga ditambah beberapa lapangan untuk jarak tembak 10 meter, 25 meter, 50 meter, 100 meter, dan skeet and trap.
Danau buatan ini menurut rencana akan menjadi tempat pertandingan dayung. Panjang lintasan mencapai 2.200 meter. Bahkan, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengklaim arena dayung yang ada di Kompleks Olahraga Jakabaring merupakan lintasan dayung terbaik di dunia. Di pinggir danau juga dibangun tribune berkapasitas 2.500 orang. Selain itu, disediakan juga rumah dayung dan sejumlah sarana pendukung lainnya.
Wisma atlet
Untuk mendukung penyelenggaraan Asian Games, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan membangun wisma atlet. Wisma atlet ini dapat menampung 3.200 ofisial yang akan datang. Saat ini, sudah ada wisma atlet yang dibangun untuk menampung sekitar 2.600 orang. Menurut rencana, pemerintah akan kembali membangun rumah susun sederhana milik berkapasitas 2.800 orang untuk mencukupi kebutuhan yang ada.
”Nantinya, setiap kamar di wisma atlet akan dibuat dengan standar yang ditentukan Dewan Olimpiade Asia. Satu kamar akan menampung tiga orang,” ujar Wakil Direktur Wisma Atlet Bambang Supriyanto.
Saat ini, pembangunan rusunami dan renovasi wisma terus berjalan. Bambang menargetkan semua proses pembangunan dapat selesai pada Maret 2018. ”Dengan ini, atlet tidak perlu jauh-jauh ke tempat pertandingan karena wisma maupun arena ada di satu kompleks olahraga Jakabaring,” katanya.
Comments