Mengembalikan Malang Kota Taman
tukang-jalan.com® – LETAKNYA di daerah pegunungan menjadikan
suhu udara di Malang lebih dingin dibandingkan kota-kota lain di Jatim. Tahu
n1980-an, suhu udara di Kota Malang rata-rata 17ᴼC. Taman-taman
dibangun di sejumlah wilayah. Kota seluas 110 km² ini pun oleh
arsitek Belanda Herman Thomas Karsten
(1884-a945) disebut kota taman. Keelokan dan kesejukannya itu membuat
Belanda jatuh hati sehingga menjadikan Malgn sebagai kota peristirahatan.
Namun, kesitimewaan itu pernah
hilang saat pepohonan, bunga, dan ruang terbuka yang menjadi ciri khas kota
satu per satu lenyap berganti menjadi bangunan dan pusat bisnis. Dari kota ijo royo-royo, Kota Malang disindir oleh
warganya menjadi kota ijo ruko-ruko (rumah toko). Sauhu udara pun lebih
dari 30ᴼC.
Salah atu ikon yang tersisa dari
kota ini adalah kawasan Jalan Ijen. Kawasan perumahan elite (dimasnya merupakan
bangunan vila) dengan jalan besar dan tanaman palem di kanan-kiri jalan adalah
khas Jalan Ijen. Pemandangan Gunung Kawi di sisi barat awalnya adalah kelebihan
kawasan ini sebelum akhirnya tertutup bangunan.
Tidak ingin keelokan Kota Malang
kian rusak. Pemkot Malang secara perlahan berusaha merevitalisasi dan menambah
ruang terbuka. Dibangunlah sejumlah taman kota dan trotoar mulai diperbaiki.
Taman Merjosari, Taman Merbabu,
Taman Trunojoyo, Taman Kunang-Kunang, Jalan Karta, dan Taman Mojolangu, semua
dibangun utnuk itu. Taman-taman tersebut tidak sekadar bernilai estetis, tetapi
juga menajdia “hidup”. “Hidup” karena taman tidak sekadar dapat dipandang,
tetapi juga dapat menjadi wadah berkegiatan. Menjadi tmepat bermain anak,
tempat kumpul keluarga, hingga tempat beragam komunitas berkegiatan.
PKL yang selama ini menguasai
trotoar dan taman pun mulai digeser. Bangku-bangku taman disiapkan di beberapa
ruas jalan.
“Kota Malang sebenarnya adalah kota
nyaman untuk tinggal. Bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas umum
seperti taman, trotoar, dan sarana lain, itu harus dijaga. PKL pun ditata agar
tidak mengganggu trotoar, misalnya. Jangan sampai kenyamanan kota ini hilang
karean egoism dan pola pikir masyarakat tradisional, yang hanya berpikir untung
sendiri tanpa memperdulikan hak orang lain,” kata Wali Kota Malang Mochamad
Anton.
Hasilnya, Taman Trunojoyo yang
semula penuh dengan PKL mulai terlihat indah karena pedagang ditata dengan
baik. Jalur menuju Pasar Besar Malang yang selama ini dipenuhi PKL juga ditata
ulang. PKL ditertibkan dan tidak boleh berjualan disepanjang trotoar.
Belum merata
Seluruh upaya itu dibuat untuk
menata Kota Malang kembali nyaman. Namun, polesan dan daya tarik tersebut
sebagai nbesar masih memusat di tengah kota, yaitu di sektiar alun-alun dan
taman kota, Jalan Ijen , Jalan Veteran, dan sejumlah jalur utama. Daerah timur
dan selatan kota dapat dikatakan belum begitu tergarap.
Padahal, meratakan pusat
pertumubhan, menurut Kepala Jurusan Perencanaan Wilayah dan Tata Kota Unibraw,
Malang, Abudul Wahid Hasyim, penting. Pemerataan pusat pertumbuhan akan
menghindarkan kota dari berbagai persolan seperti banjir, kemacetan, dan
ketimpangan ekonomi yang memicu kerawanan sosial.
“Saat ini boleh dikatakan
pertumbuhan palign pesat di Kota Malang berada di sisi barat dan utara kota. Di
sana terdapat tarikan berupa kampus dan merupakan kawasan terdekat ke kota
wisata Batu. Sebaiknya, Pemkot Malang juga membuat magnet atau tarikan
pertumbuhan di kawasan timur dan selatan agar pertumbuhan dan perkembangan kota
merata,” kata Abdul Wahid Hasyim.
Hasil acara Bincang Kompas, akhir
Februari lalu, muncul ide menumbuhkan pusat ekonomi baru di wilayah timur dan
utara.
Misalnya, dengan menggeser tpusat
pendidikan ke Malang dengan cara mendorong kampus-kampus membangun ruang kulian
atau perumahan dosen di sana.
Bersih
Upaya lain di Kota Malang untuk
kembali ‘nyaman’ adalah dengan mengolah sampah. Kebersihan ktoa menajdi salah
satu prioritas. Kali ini, hal itu dilakukan di daerah pinggiran.
Kota Malang berhasil menggerakan
masyarakatnya untuk menabung di Bank Sampah sejak 2011. Uang hasil penjualan
sampah ditabung dan suatu ketika dapat diambil untuk berbagai keperluan,
seperti membayar listrik, air PDAM, telelpon, bahkan untuk biaya kesehatan.
Nilai transaksi bank sampah Kota Malang Rp 300 juta – Rp 500 juta sebulan.
TPA Supit Urang di Kecamatan Sukun
(wilayah selatan) pun pada 2017 direncanakan menjadi TPA berbasis sanitary
landfield (metode pengurukan dengan tanah) modern. Saat ini detail engineering
desing atau perencanaan fisik bangunan renovasi TPA Supit Urang sedang dibuat.
“Jika pemerintah peduli penataan
sampah, harapannya masyarakat juga peduli mengelola sampah mereka,” kata Anton.
Kepedulian mengelola sampah,
misalnya dirintis sekelompok warga di RW004 Kelurahan Sukun, Kecamatan Sukun.
Mereka beternak cacing lumbricus-cacing untuk pakan udang atau ikan-yang akan
menjadi pemakan sampah organic warga. Sampah sisa makanan serta sampah keluarga
yang semula dibuagn ke sungai kini dijadikan makanan bagi cacing lumbricus.
Cacing pun laku dijual dengan harga mahal.
Kemudian di Jalan KH Malik Dalam
Gang V Kecamatan Kedungkandang (kawasan Malang Timur), belum lama ini Pemkot
Malng meresmikan wirausaha bersama (WUB) hulu hilir pengelolaan sampah plastic.
WUB ini berada di bawah binaan Badan Amal Zakat Nasional (Baznas) kota Malang.
Lokasi tersebut menjadi semacam
pabrik pengolahan limbah plastic menjadi pellet platik. Pellet plastic dilah
menjadi produk plastic seperti sandal. Pelaku usaha pengolahan limbah plastic
ini adalah sekelompok masyarakat binaan Baznas. Selalu menjaga lingkungan,
usaha ini juga memiliki nilai ekonomi bagi warga.
Kota Malang menghasilkan sampah
607,44 ton per hari. Dari jumlah itu, sekitar 412,98 ton masuk dan ditimbun di
TPA Supit Urang. Gas metan dari timbunan sampah itu sudah dimanfaatkanwarga
sekitar TPA sebagah bahan bakar pengganti LPG. Pemkot Malang sedang berusaha
mengubah gas metan tersebut menjadi
listrik sehingga pemanfaatannya lebih luas.
Berbagai upaya tersebut diharapkan
dapat mengembalikan keelokan Kota Malang sebagai kota taman.[*/tukang-jalan.com®
Sumber : KOMPAS, MINGGU, 13 MARET 2016|Oleh : DAHLIA IRAWATI|AGNSE SWETTA PANDIA]
Baca juga :
Keywords : Kota Malang,Malang
City,tempat peristirahatan.
Tags :
Description : 110 km² luas kota
Malang yang oleh arsitek Belanda Herman Thomas Karsten (1884-1945) disebut kota
taman.
Excerpt : Siapa tidak kenal dengan
keelokan Malang. Kota berpenduduk 848,474 jiwa, I juta jiwa pada siang hari,
tersbut secara geografis sudah menawan sejak diciptakan. Ktoa ini layaknya
cawan berharga yang dipagari jajaran tinggi Gunung Semeru di sisi timur, Gunung
Kawi di sisi barat, Gunung Arjuno, dan Gunung Welirang di sisi utara.
# Suasana Alun-alun Kota Malang, Jatim, dengan
pemandangan Masjid Jami’ Malang, Jumat (4/30.
#Kawasan Kayutangan, Kota Malang, dengan latar belakang pemadnangan
Gereja katolik Hati Kudus Yesus Kayutangan, kamis (3/3).
Comments