Jazz Memanggil Wisatawan ke Maumere
Maumere Jazz
Fiesta yang dihelat di Kabupaten sikka, NTT, digadang-gadang menjadi pintu
masuk ke sejumlah destinasi wisata. Daerah itu menawarkan sejumlah pantai
dengan keindahan bawah lautnya, kekayaan budaya, serta wisata sejarah seperti
gereja dan patug Bunda Maria setinggi 28 m di atas bukit.
“BOLELEBO” lagu daerah NTT mengalun
lewat suara Andien. Juga lagu “Mogi” yang dibawakan Ivan Nestorman, penyanyi
kelahiran Manggarai, NTT. Itulah bagian dari kemeriahan Maumere, Kabupaten
Sikka, NTT, Oktober lalu.
#Misa di gereja tua di Desa Sikka, NTT.
Perhelatan
menghadirkan belasan seniman , seperti Glenn Fredly dan Reza Artamevia. Acara
itu dihelat untuk ketiga kalinya di Maumere, sebagai salah satu cara
menggerakan potensi pariwisata di Mauemere dan kabupaten Sikka pada umumnya.
“Kami orang
Maumere tidak punya minyak, batubara, emas, ataupun hutan. Tapi, kami punya
alam yang indah,” kata tokoh masyarakat Maumere, Melchias Markus Mekeng. Dia menggagas
perhelatan musik Maumere Jazz Fiesta (MJF) bekerja sama dengan Warta Jazz.
Perhelatan
musik tersebut dimaksud sebagai maklumat bahwa Maumere dan wilayah Kabupaten Sikka
lainnya mempunyai panorama indah. Mekeng memimpikan perhelatan seperti Festival
Jazz Montreux yang digelar setiap tahun di Swiss. Selain menjadi tujuan wisata,
festival tersebut juga menjadi salah satu pintu masuk ke berbagai destinasi
wisata di Swiss.
Pada era
digital saat ini, sudah menjadi “ritual wajib” bagi pelancong untuk menyebar
foto dimana ia berada. Terlebih jika mereka berada di tempat yang indah.
“Dengan
revolusi digital 4.0, untuk mengangkat destinasi wisata tidaklah susah. Satu
foto diunggah akan sampai ke ujung dunia,” kata Mekeng yang yakin akan
kemampuan media sosial sebagai pembawa kabar baik kekayaan pariwisata.
Lokasi MJF
2018, yaitu kawasan Wairita, menjanjikan
panorama yang menawan. Di hadapan arean pagelaran menghampar laut biru dari
Teluk Maumere. Keindahan panorama laut itu baru kasat mata. Di bawah permukaan
laut di pulau-pulau sekitar Teluk Maumere disebut Mekeng sebagai lokasi
menyelam yang indah.
#Keindahan Laut di Pantai Maumere, Kabupaten Sikka, NTT
Pantai dan sejarah
Kabupaten
Sikka mempunyai sejumlah pantai indah. Salah satunya Pantai
Koka dengan air jernih biru dan pasir putih bersih. Pasir pantai, bibir
laut, dan laut lepas menciptakan kombinasi warna putih, kuning, hijau toska,
biru, plus hijau segar dari pohon nyiur di sepanjang pantai di mana kita bisa
nyaman berteduh.
Pantai Koka
terletak di dusun Kangarusa, Desa Wolowiro, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka,
sekitar 50 km dari Maumere. Pantai itu berada di tengah dua tanjung dengan
sebuah pulau kecil bernama Watu
Ngesu aliasa Batu Lesung.
Pesona lain
disuguhkan Pantai Tanjung yang terletak sekitar 15 km dari Maumere. Lautnya
yang jernih memperlihatkan karang di dasar laut yang pada kedalaman tertentu
terlihat dengan mata telanjang. Tidak jauh dair pantai ini terdapat hutan
mangrove seluas 50 ha yang dirintis penanamannya oleh Baba Akong pada tahun 1992.
Lokasi pantai sekitar hutan bakau ini pernah digunakan untuk arena MJF pertama
tahun 2016.
#Tenun Maumere di Pasar Alok, Maumere
Lokasi-lokasi
itu bisa dicapai dengan mudah menggunakan mobil sewa dari Maumere.
Kabupaten
Sikka memiliki jejak sejarah Gereja Katolik Salah satunya Gereja St Ignatius
Loyola yang lebih dikenal sebagai gereja tua Sikka. Disebut “gereja tua” karena
bangunan dari kayu itu dibuat pada abad ke-14 di Desa Sikka, 50 km dari
Maumere.
Kompas
Datang mInggu pagi saat berlangsung misa pukul07.00. Umat tua mengenakan tenun
Maumere beragam motif. Berkas-berkas sinara matahari menembus kisi-kisi
bubungan gedung menampilkan permainan cahaya warna-warni.
Kabupaten
Sikka juga mempunyai sejumlah tempat ziarah bagi umat Katolik. Salah satunya
Bukit Nilo yang ada patung Bunda Maria Segala Bangsa. Patung setinggi 28m ini
berdiri di puncak bukit dengan ketinggian 160 mdpl. Dari bukit ituterlihat
hamparan Laut Flores. Kita bisa menikmati matahari terbit dari bukit ini.
Lokasi itu berjarak sekitar 7 km dari Maumere dan bisa ditempuh dalam waktu 15
menit dengan mobil.
Jika ingin
melanjutkan perjalanan ke Gunung Kelimutu di Kabupaten Ende, kita bisa bermobil
sekitar 100Km dengan waktu tempuh sekitar 3 jam dari Maumere. Waktu ideal untuk
berangkat dari Maumere sekitar pukul 01.00. Sampai Taman Nasional Kelimutu
sekitar 04.00, dilanjutkan berjalan sekitar 30 menit menuju puncak Kelimutu
untuk menyaksikan matahari terbit di atas keindahan danau tiga warna.
Mekeng
menghitung-hitung, jika saja dalam setahun dihelat tiga acara, dampaknya
terhadap pariwisata akan terasa.
Tetesan
keuntungan ekonominya juga akan panjang. Hotel bertambah, pelaku industri
kerajinan seperti tenun juga akan terkena rezeki. Demikian juga pelaku usaha
lainnya.
Agus
Setiawan Basuni dari Warta Jazz yakin, sepanjagn dilakukan konsisten dan
terjaga sekualitas dan keunikannya, maka perhelatan musik seperti MJF akan
mampu menjadi daya pikat bagi para pelancong. “Peran Jazz mengampflifikasi
lokasi wisata cukup signifikan,” kata Agus. [[Sumber://Kompas,Minggu16Desember2018|Oleh://Frans
Sartono] ].
Comments