Senyawa Pencegah Kanker pada Dadap Serep
Hasil penelitian ilmiah menunjukkan, tanaman dadap memang mengandung senyawa obat. Bahkan, salah satu jenis dadap, yaitu dadap serep atau Erythrina orientalis, mengandung senyawa untuk mencegah kanker.
Sebagian masyarakat telah mengenal
dan menggunakan tanaman dadap sebagai obat tradisional. Hasil penelitian ilmiah
menunjukkan, tanaman dadap memang mengandung senyawa obat. Bahkan, salah satu
jenis dadap, yaitu dadap serep atau Erythrina orientalis, mengandung senyawa
untuk mencegah kanker.
#Daun Dadap Serep
Tanaman dadap-dadapan masuk dalam
genus besar Erythrina dari keluarga Leguminosae. Genus ini terdiri atas sekitar
120 spesies dan tersebar di wilayah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Studi fitokimia Erythrina oleh
beberapa ahli sebelumnya telah mengetahui bahwa tanaman ini menghasilkan
senyawa alkaloid, flavonoid, pterocarpans, stilbenes, dan arylbenzofurans, yang
merupakan senyawa aktif. Ramuan kulit
kayu atau daun Erythrina orientalis telah digunakan oleh masyarakat Indonesia
sebagai obat tradisional malaria.
Penelitian ilmiah terhadap tanaman
dadap-dadapan dimulai dengan meneliti tanaman dadap merah atau Erythrina
crista-galli L yang ada di Kampus Universitas Airlangga tahun 2014.
Dari penelitian terhadap dadap merah
tersebut diketahui bahwa senyawa pada tanaman tersebut memiliki kemampuan
sebagai antimalaria dengan kekuatan moderat. Artinya, tanaman tersebut tidak
bisa untuk menyembuhkan penyakit malaria, tetapi memiliki kemampuan untuk
mencegah malaria.
#Pawiro Silam (48), warga Dusun
Pintongan, Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu
(16/1/2013), menyemai bibit pohon dadap di halaman rumahnya. Masyarakat telah
mengenal dan menggunakan dadap sebagai obat tradisional.
Berbekal dari hasil penelitian
tersebut, penelitian dilanjutkan pada tanaman dadap serep atau Erythrina
orientalis. Hasil penelitian penulis bersama Mulyadi Tanjung ini telah
dipublikasikan pada jurnal Der Pharma Chemica Volume 7 Issue 1 di halaman
206-211 tahun 2015. Penelitian tersebut berjudul ”Phenolic Compounds from the
Stem Bark of Erythrina Orientalis and Their Cytotoxic and Antioxidant
Activities”. Tujuan penelitian untuk menguji apakah senyawa pada dadap serep
memiliki kemampuan untuk antioksidan dan antikanker.
Bagian tanaman dadap serep yang
diteliti adalah kulit batang, bagian yang sering digunakan oleh masyarakat
sebagai obat tradisional. Kulit batang dikumpulkan dari Desa Kunir Kidul,
Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Spesies diidentifikasi di Herbarium Bogoriense
Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bogor.
Kulit batang dipilih, selain karena
bagian kulit batang sering digunakan oleh masyarakat untuk obat tradisional,
bagian kulit batang juga merupakan bagian paling banyak tersimpan
metabolit-metabolit sekunder yang lebih banyak dari bagian tanaman yang lain.
Hasil penelitian dengan spektrometer
menunjukkan, setidaknya terdapat lima
senyawa yang ditemukan pada dadap serep. Kelima senyawa tersebut adalah
phaseollin, shinpterocarpin, 4’-O-methyl licoflavanone, alpinumisoflavone, dan
8-prenyldaizein.
'Dadap serep tidak bisa menyembuhkan
penyakit kanker, tetapi bisa untuk pencegahan. Kekuatan moderat dadap serep ini
sama seperti dadap merah yang memiliki kekuatan moderat untuk antimalaria.'
#Dra Tjitjik Srie Tjahjandarie, PhD
Kelima senyawa tersebut diuji
aktivitasnya sebagai senyawa sitotoksik atau antikanker dengan sel kanker
leukemia. Dari uji tersebut diketahui bahwa senyawa phaseollin,
shinpterocarpin, alpinumisoflavone, dan 8-prenyldaizein pada dadap serep
memiliki kekuatan yang moderat sebagai antikanker. Sementara senyawa 4’-O-methyl licoflavanone yang bersifat tidak
aktif sebagai antikanker.
Artinya, dadap serep tidak bisa
menyembuhkan penyakit kanker, tetapi bisa untuk pencegahan. Kekuatan moderat
dadap serep ini sama seperti dadap merah yang memiliki kekuatan moderat untuk
antimalaria.
Meskipun begitu, senyawa phaseollin
dan senyawa 8-prenyldaizein pada dadap serep cukup aktif sebagai antioksidan,
bahkan lebih aktif dari vitamin C. Senyawa antioksidan berfungsi untuk menekan
radikal bebas dalam tubuh. Selain itu, juga dapat memperkuat sistem kekebalan
tubuh, mengurangi keriput, mencegah penyakit saraf, kanker, dan penyakit
jantung koroner.
Sebagai langkah lanjutan, hingga
tahun 2020 dilakukan upaya pemetaan terhadap tanaman di Indonesia, khususnya
wilayah timur. Selain itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui bioaktivitas
dan kandungan kimianya.
Pada tahun 2020 nanti direncanakan
untuk kolaborasi dengan pihak lain, seperti farmasi atau kedokteran. Kolaborasi
itu untuk menindaklanjuti hasil penelitian agar dapat menjadi bioproduk yang
bermanfaat dalam bidang kesehatan.
Penulis: Dra Tjitjik Srie
Tjahjandarie, PhD adalah peneliti pada Grup Penelitian Kimia Produk Alami
Divisi Kimia Organik Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Airlangga, Surabaya. Cicik, panggilan akrab Tjitjik, menyelesaikan pendidikan
S-1 di Universitas Airlangga tahun 1987 dan menyelesaikan pendidikan S-3 di
University of Western Australia tahun 1998.
[Sumber: Kompas, Kamis 25 Juli 2019
| Oleh:TJITJIK SRIE TJAHJANDARIE]
Comments