Kemewahan Venesia


Sebuah apartemen bangunan tua di Venesia, Italia, disewa Badan Ekonomi Kreatif ketika mengikutsertakan seniman Indonesia, Tintin Wulia (45), dalam pesta seni rupa tertua dan terbesar dunia, Bienale Venesia ke-57. Inilah kesempatan menengok ruang dalamnya

Dari fasadnya, bangunan itu memiliki empat lantai. Lantai keempat inilah yang disewa. Namun, setelah memasuki lantai keempat tersebut dapat dijumpai anak tangga menuju lantai berikutnya. Lantai kelima inilah sebagai ruang tambahan yang memanfaatkan ruang kosong persis di kolong atapnya. Langit-langit yang miring ada di salah satu ruang tidur di lantai kelima itu. Lantai kelima dirancang memiliki dua ruang tidur, satu ruang santai, dan sebuah teras di depan. Langit-langit miring di salah satu ruang tidur itu tidak terlampau tinggi. Bahkan, di sisi yang paling rendah tidak mencapai setinggi orang dewasa. Kemiringannya mengikuti bentuk atap rumah tersebut. Dari teras depan dapat dinikmati pemandangan rumahrumah lainnya yang setipe dengan bangunan apartemen tersebut. Deretan bangunan itu berada di Jalan Garibaldi, Venesia. Jalan darat ini termasuk paling lebar di Venesia, yang dikenal sebagai kota air paling legendaris di dunia. Jalan Garibaldi terasa begitu lengang pada pagi hari, tetapi ramai sekali pada malam hari. Para pelancong pada malam hari menghabiskan waktu di kafe-kafe dan rumah makan Italia yang berjajar di jalan Garibaldi itu. Sebuah supermarket juga ada di jalan itu. Ruang dalam di lantai keempat tidak menampakkan suasana di dalam sebuah bangunan tua. Berbagai perlengkapan rumah tangga dan desainnya sungguh modern. Salah satunya, perlengkapan dan desain kamar mandinya tidak jauh beda dengan hotel-hotel berbintang di Indonesia. Dapur juga ada di lantai empat ini. Perlengkapan dapur juga sangat modern. Seluruh ruang berhasil tercipta kesan modern. Namun, ada satu hal yang senantiasa mengingatkan ruang itu senyata-nyata tua, diperkirakan dibangun antara abad ke-13 sampai 15 Masehi, yaitu gelagar-gelagar kayu lantai beton yang tampak dimakan usia. Gelagar-gelagar balok kayu itu berukuran cukup besar. Satu sama lain disusun cukup rapat. Inilah yang selalu menyadarkan ingatan bahwa ruang yang modern itu berada di dalam sebuah bangunan tua. Lebar muka bangunan itu tidak lebih dari 10 meter, panjang dinding ke belakang sekitar 12 meter. Dari pintu masuk di lantai dasar menuju lantai keempat melalui tangga kayu yang sempit dan terjal. Sungguh merepotkan bagi pelancong yang singgah di lantai paling atas ketika membawa koper berat. Tas ransel jauh lebih memudahkan. Ruang yang ada di lantai lainnya kemungkinan besar sama modernnya dengan yang ada di lantai empat. Di lantai dasar, sebagian ruang itu digunakan untuk ruang komersial. Kebetulan disewa untuk usaha binatu. Di ruang lantai dasar itu disisakan sedikit ruang terpisah untuk lorong menuju tangga ke setiap lantai. Kesempatan menengok ruang dalam sebuah bangunan tua yang diperuntukkan sebagai apartemen di Venesia itu ketika Kompas dan beberapa media lainnya diundang Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) untuk meliput Paviliun Indonesia di Bienale Venesia pada akhir Juni 2017. Bienale Venesia berlangsung selama enam bulan, antara 13 Mei sampai 26 November 2017.

Tempat publik

Venesia menjadi contoh otentik peradaban yang sudah berabad-abad silam dengan bangunan-bangunan tua yang tetap terjaga sampai sekarang. Selain menengok sebuah apartemen di Venesia, menarik pula menengok bangunan tua lainnya yang menjadi sebuah tempat publik. ”Kita ke sebuah pertokoan mewah, yang dulunya pernah dijadikan kantor pos masa Italia di bawah kekuasaan Napoleon Bonaparte,” ujar Kristina Hermin (39), Jumat (23/6). Kristina lahir di Jakarta, kebetulan membantu Bekraf untuk memandu media dari Indonesia di Venesia. Sejak 2013, Kristina melanjutkan studi S-2 ke Universitas Ca’Foscari Venesia. Ia kemudian menikah dengan laki-laki warga asli Venesia. Kini, ia bekerja dan menetap di Pulau Murano, Venesia. Kristina mengajak ke sebuah pertokoan yang dinilainya sebagai salah satu yang paling mewah di Venesia. Pertokoan itu dikelola perusahaan T Gallery bernama Fondaco Dei Tedeschi. Sebagian besar yang dijual berupa perlengkapan kosmetika dengan merek-merek terkenal di dunia. Ada juga beberapa perlengkapan sehari-hari. ”Ini elevator dan karpetnya dipertahankan tetap berwarna merah, seperti ketika bangunan ini menjadi kantor pos,” kata Kristina. Riwayat bangunan itu cukup menarik. Dari beberapa situs di internet, disebutkan, bangunan itu dibangun sejak 1228 di pinggir Kanal Besar Venesia, di dekat Jembatan Rialto. Jembatan Rialto ini jembatan terbesar pertama yang dibangun di Venesia. Fondaco Dei Tedeschi berbentuk bujur sangkar berukuran cukup besar dengan empat lantai. Pada bagian tengahnya menjadi ruang terbuka. Awalnya dibangun para pedagang dari Jerman ketika pada masa itu Venesia makin ramai dan perdagangannya maju sebagai bagian jalur sutra dari Asia ke Eropa atau sebaliknya. Setidaknya ada 160 ruang tem- pat tinggal bagi para pedagang Jerman ketika itu. Pada 1505, gedung itu terbakar. Kemudian dibangun kembali menjadi seperti sekarang. Di ruang tengah lantai dasar berisi beberapa perangkat kursi dan meja. Di situ terdapat sebuah sumur tua yang dikonservasi. Di bibir sumurnya ditutup terali baja. Di kedalaman tidak lebih dari 2 meter pada mulut sumur itu ditutup dengan lembar papan. Di papan penutup sumur tampak koin-koin uang. Setiap ruang dari lantai satu hingga lantai keempat dipenuhi toko. Dari lantai dasar ke lantai empat dapat kita menaiki tangga berjalan atau eskalator berwarna merah, atau naik lift yang terlihat juga cukup tua. Panel di lift untuk setiap lantainya juga berwarna merah, sama dengan karpet merah di depan eskalator yang juga serba merah. Di lantai empat terdapat akses tangga menuju rooftop atau lantai paling atas langsung di bawah atap. Di lantai itu khusus untuk ruang pamer karya seni rupa. Dari situ ada akses lagi menuju sebuah teras terbuka di bagian depan. Dari teras terbuka itu terhampar pemandangan Kanal Besar Venesia. Di dekatnya ada Jembatan Rialto yang banyak dikunjungi para pelancong. Pertokoan mewah Fondaco Suasana lengang pada pagi hari, Kamis (22/6), di Jalan Garibaldi, Venesia, Italia. Sebuah sumur tua di lantai dasar bangunan Fondaco Dei Tedeschi yang dibangun pertama kali pada 1228. Salah satu ruang apartemen yang disewa Badan Ekonomi Kreatif untuk seniman Indonesia selama mengikuti Bienale Venesia 2017. Sebuah elevator dicat merah dan dengan karpet merah di Fondaco Dei Tedeschi, bangunan tua yang kini berfungsi menjadi pertokoan mewah.[Kompas, Minggu 13 Agustus 2017 | OLEH NAWA TUNGGAL ]

Comments

Popular Posts